Visitasi Dirjen Kelembagaan Iptek & Dikti ke Politeknik eLBajo Commodus

Visitasi Dirjen Kelembagaan Iptek & Dikti ke Politeknik eLBajo Commodus

Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng.Sc., Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti, didampingi oleh Drs. Sudarsono, Kasubdit Pengembangan Perguruan Tinggi Program Vokasi, dan beberapa anggota tim kementerian lainnya disambut oleh Bupati Manggarai Barat, Drs. Agustinus Ch. Dula, Koordinator Kopertis Wilayah VIII, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, serta pengurus Yayasan Bangkit Anak Negeriku. Prosesi penyambutan dilakukan secara adat oleh salah satu tokoh adat dan tim dari  Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat dengan menyerahkan ayam dan tuak serta pengalungan selendang dengan motif Manggarai sebagai simbol penerimaan tamu kehormatan.

Setelah beristirahat di ruang VIP Bandara Komodo, tim Kementerian Riset dan Dikti langsung meninjau lokasi pembangunan kampus di daerah Lancang guna mengecek kesiapan fisik bangunan gedung Politeknik eLBajo Commodus. Kemudian acara dilanjutkan dengan pertemuan dan diskusi singkat di Hotel Jayakarta terkait arahan pendidikan vokasi. Dalam paparannya, Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng.Sc. mengatakan bahwa mendirikan Politeknik Pariwisata di wilayah destinasi pariwisata prioritas selaras dengan program pusat karena Labuan Bajo termasuk 10 ‘Bali Baru” yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata. Selain itu, ia juga menegaskan dalam mendirikan Perguruan Tinggi, perlu memperhatikan ketersediaan dosen (satu program studi sebanyak 6 dosen tetap) serta kesiapan lahan dan infrastruktur, yaitu adanya gedung kampus dengan ruang kelas yang memadai dan fasilitas penunjang lainnya yang diperlukan.

Patdono juga menegaskan bahwa lulusan Politeknik tidak boleh ada yang menganggur. “Selain ijazah, lulusan Politeknik akan mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Saat ini perusahaan industri biasanya akan melihat sertifikat tersebut.” tegasnya. Selain itu, menurut Patdono, konsep pendidikan dual system (sistem ganda) dari Jerman juga akan diadopsi pada tahun 2019 yang menerapkan 50% pembelajaran di kampus dan 50% praktik magang di industri. Konsep lain yang dapat diterapkan juga untuk kurikulum vokasi yaitu sistem 3+2+1, yakni tiga semester aktif di kampus, dua semester praktik di industri, dan satu semester akhir di kampus atau industri.